Ermila Khairissyanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Mimi Menikah   11

Ketika Mimi Menikah 11

Positif Thingking... Husnuzhon

***

“ Iyan sudah cerita sama Mamak tentang kalian. Apa yang membuatmu belum bisa menerimanya Za..?”

Aku terdiam, mendengar pertanyaan lugas mamak. Kepala kutundukkan, melihat kakiku yang menjuntai di bale. Bingung harus menjawab apa. Sesungguhnya hatiku sudah bisa menerima kehadiran Mas Aryan, tapi serasa masih ada yang mengganjal, sehingga mulutku belum bisa berkata iya.

“ Za...” lembut suara mamak menyebut namaku.

“ Ya Mak...” kuangkat kepala melihat ke arah Mamak.

“ Bagaimana sebenarnya perasaanmu terhadap Iyan..?” Mamak menatapku nanap.

Kembali kepalaku tertunduk, rasa malu menghampiriku, tanpa kusadari wajahku merona, di usiaku yang seperti ini, aku masih menerima pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan. Seperti ABG aja.

“ Ma’afkan mamak, kalo menurutmu Mamak terlalu mencampuri hubungan kalian. Tapi.., Mamak gak bisa melihat Iyan terus sendiri. Dia butuh seorang perempuan, yang mampu membuatnya bahagia.” Mamak diam sejenak, sepertinya ingin melihat reaksiku.

“ Hidupnya keras Za.” Lanjut Mamak. “Sejak kecil, Iyan sudah menjadi tulang punggung keluarga. Berkerja apa aja, yang terpenting bisa menghasilkan uang dengan halal. Ketika kakaknya ... “ Mamak menghela nafas. Terlihat kalo masalah itu masih membebaninya. Pandangannya menerawang. “Iyan mengambil alih tanggung jawab atas Miranda. Berperan sebagai ayah. Sampai rumah tangganya sendiri berantakan.” Mamak kembali berhenti. Raut sedih menghiasi wajahnya.

“ Za...” panggil Mamak lirih seraya memegang kedua tanganku.

“ Ya Mak..?”

“ Mamak sungguh berharap padamu. Tolong bantu Mamak Za...” Aku memandang Mamak dengan wajah penuh tanya. “Tolong bahagiakan Iyan..” Kupandangi wajah yang menyiratkan harapan kepadaku.

“ Cerita apa sih Mak..?” Suara Mas Aryan memecah interaksi dalam kebisuan kami. Menyusul dirinya yang melangkah kearah kami. “Kok diam..?” Netranya memperhatikan kami berdua dengan intens. “Apa aku gak boleh tahu ya..?” Tanyanya lagi, ketika kami hanya diam, tak menjawab pertanyaannya.

“ Kebetulan ko datang Yan.” Kata Mamak akhirnya. “Sini, duduk di sebelah Mamak.” Ajak mamak sambil menepuk – nepuk tempat di sebelahnya.

“ Gak usah Mak, Iyan di sini aja.” Jawab Mas Aryan berdiri bersandar di pohon di depan kami. “ Kalo dari sini kan, bisa lihat wajah manis Izza.” Lanjutnya, tersenyum tak tahu malu.

Sontak wajahku memerah menunduk.

“ Kok malah nunduk Za..?” Godanya lagi. Bener-bener gak tahu malu. Di depan Mamaknya ngegombal aku seperti itu.

“ Yaaan... Sudah, Wajah Izza makin merah tuh.” Sergah Mamak.

“ Tapi aku suka Mak, lihat Izza malu-malu gitu.., apalagi sampe gak bisa ngomong.., Jarang-jarang lho Mak, biasanya juga..” Suara Mas Aryan penuh dengan nada kemenangan.

Sementara aku semakin terdiam dengan kepala yang semakin tertunduk dalam. Rasanya aku pengen menghilang aja saat ini.

“ Ko ini..,” kata Mamak kesal. “Gak bisa melihat situasi. Gimana Izza bisa yakin dengan lamaranmu, kalo sikapmu terus seperti ini,” lanjut Mamak masih kesal. “Yo wes, terserah padamu, mending Mamak masuk aja.” Mamak bangkit dari duduknya dan meninggalkan kami berdua dalam kebisuan. Mas Aryan memandangi kepergian Mamak dengan wajah bingung.

“ Ma’afkan Mas Za, Mas dah salah..”

“ ... “

“ Za...”

Kuangkat kepalaku, kuperhatikan wajah Mas Aryan lekat. Aku tak tahu harus berbicara apa. Ada rasa iba melihat wajahnya yang di penuhi dengan rasa bersalah.

“ Za.., tolong ma’afkan Mas.”

“ Gak ada yang perlu dima’afkan Mas.” Jawabku lirih.

“ Mas ganggu ya Za..? Cerita apa sih.. kok serius banget..?”

“ Gak apa-apa Mas...”

“ Kalo gak apa-apa.., Mamak gak kan marah sampe segitunya Za..”

“ ... “

“ Mas tahu sifat Mamak Za.., Kalo gak penting menurut Mamak, Mamak gak kan marah seperti itu.”

“ Sebenarnya.., Mamak sedang membahas tentang hubungan kita Mas,” jawabku pelan.

“ Maksudnya..?”

“ Mamak ingin... kita segera me.. ni.. kah..” kataku pelan.

“ Artinya.. Mamak dah setuju kan Za..?” Sambar Mas Aryan cepat. Wajahnya yang tadinya menghiba, berubah drastis menjadi penuh kegembiraan.

“ Ko hebat Za.., Waktu Mas mo nikah pertama kali, Mas butuh waktu lama untuk membujuk Mamak agar menyetujui pernikahan kami. Tapi Izza.. Izza bahkan bisa meyakinkan Mamak hanya dalam pertemuan pertama.”

Aku hanya diam mendengarkan semua perkataan Mas Aryan.

“ Lalu.., bagaimana keputusanmu Za..?” Tanya Mas Aryan kepadaku

***

Bersambung

#TantanganGurusiana#harike-116

#Menujuplatinum

#Menuju365

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ini bagian pertama ya Bu? Yang Miminya belum muncul ya.

14 Jul
Balas

Ndak sayang, nih dah ke sebelas tayang .. Terimakasih Bunda

15 Jul

Cerpennya bagus sekali

14 Jul
Balas

Alhamdulillah... Terimakasih Bunda

15 Jul

Akhirnya penasaran....keren

14 Jul
Balas

Alhamdulillah... Terimakasih Kak..Masih harus banyak belajar..

14 Jul

jawab aja YES I DO , IZAA ! he..he..lanjut

14 Jul
Balas

Happy Ending Pak Eko ...

15 Jul

Keren bun ditunggu cerita selanjutnya...

14 Jul
Balas

Alhamdulillah.... In Syaa Allah Bunda... Terimakasih

15 Jul

Ceritanya bagus ibu cantik. .. Keren, sekeren penulisnya.. Suskes selalu ya bu

14 Jul
Balas

Alhamdulillah... Terimakasih Bunda...Salam

14 Jul

Eng ing eng, jawab lah Buk... Penisirin saya hihihihi

14 Jul
Balas

Suka buat Bunda penisirin...

14 Jul

Bagus alur ceritanya meski baru satu bagian cerita yang saya ikuti tapi penggambaran tokoh-tokoh uang ada, cukup terwakili dengan baik. Sukses selalu ya Bu...

14 Jul
Balas

Alhamdulillah... Terimakasih Bunda

15 Jul

Akhirnya... Izza menatap lekat pada Iyan dan.... Tunggu lanjutannya..qk qkq

14 Jul
Balas

Bisa dimasukkan tuh Pak...

15 Jul

endingnya bikin penasaran...pinternya si ibu....salam

14 Jul
Balas

Alhamdulillah... Terimakasih Bunda...Salam.

14 Jul



search

New Post